Laskar Pelangi
LASKAR PELANGI. Buku pertama dari Andrea Hirata, kisah yang sederhana tetapi disampaikan dengan bahasa yang lugas dan detil sehingga terasa lengkap enak dibaca.
Sebuah cerita yang di bangun berlatarbelakangkan kehidupan sekelompok anak-anak yang menamakan dirinya sebagai laskar pelangi, dengan segala pernik dan ragam hal yang di alami saat hidup masih terasa sangat lugu dan apa adanya.
Dimulai dari SD Muhammadiyah, sekolah kampung di Belitong dengan fasilitas yang sangat terbatas bahkan kurang, membuka pendaftaran untuk murid baru. Hingga detik-detik terakhir pendaftaran, hanya 9 orang anak yang mendaftar dan siap masuk kelas di hari pertama. Kepanikan melanda semua yang ada di SD ini. Sekolah reot ini sudah diancam untuk dibubarkan jika murid barunya kurang dari 10 orang.
Adalah Harun, seorang anak 15 tahun yang mengalami gangguan (keterbelakangan) mental, menjadi pelengkap agar sekolah ini tidak jadi di bubarkan. Setidaknya Harun telah menyelamatkan dan memberi pengharapan akan kelanjutan dari SD Muhammadiyah ini.
Jika tak ada Harun, mungkin tidak akan lahir kisah ini, tentunya tidak ada kelompok anak Laskar Pelangi. Ikal tidak akan pernah bertemu, berteman satu kelas dengan Lintang, Mahar, Syahdan, A Kiong, Kucai, Borek alias Samson, Sahara, Trapani, dan Harun. Tidak akan pernah diajar Bu Muslimah, guru penuh kasih namun penuh komitmen untuk mencerdaskan anak didiknya.
to be continued....
Sebuah cerita yang di bangun berlatarbelakangkan kehidupan sekelompok anak-anak yang menamakan dirinya sebagai laskar pelangi, dengan segala pernik dan ragam hal yang di alami saat hidup masih terasa sangat lugu dan apa adanya.
Dimulai dari SD Muhammadiyah, sekolah kampung di Belitong dengan fasilitas yang sangat terbatas bahkan kurang, membuka pendaftaran untuk murid baru. Hingga detik-detik terakhir pendaftaran, hanya 9 orang anak yang mendaftar dan siap masuk kelas di hari pertama. Kepanikan melanda semua yang ada di SD ini. Sekolah reot ini sudah diancam untuk dibubarkan jika murid barunya kurang dari 10 orang.
Adalah Harun, seorang anak 15 tahun yang mengalami gangguan (keterbelakangan) mental, menjadi pelengkap agar sekolah ini tidak jadi di bubarkan. Setidaknya Harun telah menyelamatkan dan memberi pengharapan akan kelanjutan dari SD Muhammadiyah ini.
Jika tak ada Harun, mungkin tidak akan lahir kisah ini, tentunya tidak ada kelompok anak Laskar Pelangi. Ikal tidak akan pernah bertemu, berteman satu kelas dengan Lintang, Mahar, Syahdan, A Kiong, Kucai, Borek alias Samson, Sahara, Trapani, dan Harun. Tidak akan pernah diajar Bu Muslimah, guru penuh kasih namun penuh komitmen untuk mencerdaskan anak didiknya.
to be continued....
0 Comments:
Post a Comment
<< Home